Siaran Pers
Humas dan Protokol Setda Kota Depok
Kamis, 2 Oktober 2014
Wakil Walikota Depok, M Idris Abdul Shomad menjadi narasumber utama dalam Talkshow peranan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK). Talkshow terlaksana di Radio RRI yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Barat No. 4-5, Gambir, Jakarta Pusat. Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober, Wakil Walikota menginformasikan Kota Depok memiliki 10 motif batik yang telah dipatenkan. Semua motif dan corak Batik mengandung simbol-simbol Kota Depok dan ikon Kota Depok. Seperti, motif ikan hias (manfish) dan motif Belimbing. Hari ini kami juga memakai Batik Paricara Dharma, merupakan seragam aparatur Pemkot Depok. Paricara Dharma bermakna kebersamaan dan dan kedikdayaan (maju dan sejahtera).
Idris Abdul Shomad melanjutkan talkshow dengan menjelaskan tentang TKPK lengkap dengan dasar hukumnya. Tingkat kemiskinan Tahun 2013 di Depok terbilang rendah dari seluruh daerah di Jawa Barat yaitu 2,34% atau 45.522 jiwa dari 1.962.160 jiwa. Kondisi ini juga lebih baik dari capaian provinsi (9,89%) dan nasional (11,23%). Hal itu terjadi karena sekitar 20-30% warga adalah pengangguran, 50% bekerja dengan pendapatan < 500 ribu/bulan, 20-30% pekerja serabutan dengan waktu kerja < 35 jam per minggu dan upah minim < 500 ribu/bulan. Kepala keluarga miskin mayoritas > 30% tidak sekolah, > 50% lulusan SD dan < 16% lulusan SMP, serta < 4% lulusan SMA.
Untuk menanggulangi itu, Pemerintah Kota Depok memiliki program penanggulangan kemiskinan (P2KP), yang terdiri dari 3 kelompok, yaitu diberi ikan, diajari mancing, dan dibantu untuk punya pancing dan perahu sendiri. Maksud ” diberi pancing” adalah diberikan bantuan dan perlindungan sosial sehingga dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin. Program seperti raskin, jamkesda, beasiswa bagi yang berprestasi, dan santunan kematian. “Diajari Mancing” merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat melalui usaha dan bekerja bersama untuk mencapai keberdayaan dan kemandirian. Program seperti berupa bantuan langsung masyarakat/ bantuan sosial melalui PNPM Mandiri perkotaan, RTLH bagi warga miskin, dan pemberdayaan ekonomi 3000 pemuda serta diberi hibah 5 juta sebagai modal usaha.
“Dibantu untuk punya pancing dan perahu sendiri” adalah program pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK) yang bertujuan membuka akses permodalan bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Sasarannya pelaku UMK yang sudah feasible namun belum bankable . “Semoga program tersebut dapat terus mengurangi angka kemiskinan di Depok,” harap Idris seraya menambahkan, setiap tahun penduduk di Depok bertambah karena migrasi. Karena itu, Idris mengajak seluruh warga pendatang (baik yang bekerja di Depok maupun luar Depok), untuk terus bersinergi dan peduli kepada warga sekitar.
Kami juga terus memperbaiki infrastruktur (tata kota) sebagai penunjang penanggulangan kemiskinan. Sealin itu, kami akan terus berusaha menghidupkan dan memberdayakan potensi tempat wisata (seperti setu. Masih sekitar 32 setu yang belum diberdayakan) untuk menjadi peluang kerja bagi warga. “Kami juga meminta pengusaha di Depok untuk merekrut warga yang ber-KTP Depok,” tutur pria kelahiran Jakarta.
Terkait dengan perayaan Hari Idul Adha 1435 H beberapa hari lagi, Wakil Walikota juga mengajak warga yang mampu untuk berkurban. “Mari berkurban, karena berkurban adalah cara memacu dan memotivasi untuk menyalurkan sedekah kepada warga miskin,” ajak Idris Abdul Shomad. (olas)