
Wali Kota Depok, Mohammad Idris menjadi narasumber podcast “Need A Talk” yang merupakan salah satu program dari Youtube Channel milik Atta Halilintar, Rabu (15/05/2024) di Ruang Poadcast, Ahha Production, Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Atta Halilintar yang merupakan salah satu Content Creator Indonesia menanyakan berberapa hal mengenai kecelakaan bus SMK Lingga Kencana kepada Wali Kota Depok.
“Kami melalui Dinas Kesehatan Kota Depok menerima kabar mengenai kecelakaan bus SMK Lingga Kencana dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang. Saya mengucapkan apresiasi dan terimakasih kepada Pemkab Subang yang begitu cepat memberikan informasi terkait kecelakaan kepada kami,” ucap Wali Kota mejawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Atta.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok segera melakukan berbagai langkah dalam merespon informasi mengenai kecelakaan yang dialami siswa dari SMK Lingga Kencana.
“Kami segera melakukan berbagai hal kegawatdaruratan dalam menanggapi kecelakaan bus SMK Lingga Kencana. Diantaranya, puluhan ambulans dan mobil jenazah langsung kita berangkatkan ke Subang, kemudian kami melalui Dinkes Depok juga menyiapkan fasilitas kesehatan bagi para korban,” sambungnya.
Lebih lanjut, Pemimpin Depok menyampaikan bahwa seluruh biaya pengobatan para korban yang dirawat di Rumah Sakit juga ditanggung oleh Pemkot Depok melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Kami (Pemkot Depok) juga memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal sebesar Rp 10 juta. Selain itu dari PT Jasa Raharja juga memberikan bantuan Rp 50 juta untuk ahli waris korban meninggal dan bantuan senilai Rp 20 juta bagi korban yang dirawat,” sambungnya.
Disamping bantuan yang telah diberikan kepada korban. Pemkot juga memberikan pendampingan psikologis dalam menyelesaikan persoalan traumatik baik kepada para siswa serta orang tua yang anaknya menjadi korban.
“Kami sudah membuat MoU dengan para guru dalam pemberian pendampingan psikologis. Kita juga akan melihat efek traumatik seberat apa. Ada satu orang tua korban yang mengakunya sebagai ibu angkat tapi dengan kondisi emosionalnya ini harus juga dilihat jangan sampai dia mohon maaf bisa jadi pendendam,” tutur Mohammad Idris.