
Dialog Peradaban Gusdur-Daisaku Ikeda bertajuk Aksi Nyata Dari Dialog ke Kolaborasi diselenggarakan di Makara Art Centre, Universitas Indonesia, Depok, Selasa (21/10/2025).
Pameran Dialog Peradaban 2025 ini menjadi ruang kolaboratif antar komunitas lintas agama, budaya, dan generasi. Bertujuan memperkuat semangat toleransi dan membangun perdamaian melalui pameran dan diskusi terbuka mengenai harmoni dan kemanusiaan.
Pameran dan seminar itu melibatkan komunitas dan organisasi keagamaan seperti Yayasan Bani Abdurrahman Wahid (Islam), Soka Gakkai Indonesia (Budha), dan Purnomo Yusgiantoro Center (Katolik).
Ketua Pelaksana Dialog Peradaban, Inaya Wahid mengatakan bahwa Gusdur dan Daisaku Ikeda telah mengubah wajah politik dan ekononi menjadi wajah berbeda, yaitu wajah kemanusiaan dan kerendahatian.
“Tanpa kerendahatian dan tanpa welas kasih, politik dan ekonomi kita hanya akan meninggalkan jejak kehancuran dan pembusukan pada apapun yang disentuhnya,” tutur Inaya.
Kekuasaan dengan dasar kuat yang dibangun oleh kedua tokoh, Gus Dur dan Ikeda Sensei, adalah perjuangan untuk kemaslahatan bersama. Inaya menekankan bahwa tujuan utama acara ini untuk memperkuat persahabatan, karena persahabatan merupakan fondasi fundamental dalam membangun peradaban dan perdamaian.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan ruang dialog harus dibangun dalam diri setiap manusia, bukan hanya mendiaologkan antar etnis agama, ras ataupun budaya.
“Kita harus mengejar dialog pada gunung, tanah, air, udara dan pada sleuruh alam raya. Kita harus menjaga harmoni dengan alam agar tidak masuk pada fase kegelisahan yang dapat melahirkan konflik komunal,” ungkapnya.
Selanjutnya, Wali Kota Depok, Supian Suri berharap apa yang telah dirumuskan dan diwariskan oleh kedua tokoh dapat benar-benar diimplementasikan setiap generasi.
“Ini menjadi dua tokoh besar yang punya latar belakang yang hampir mirip, yaitu Gusdur dan Daisaku Ikeda. Dan kita berharap apa yang dirumuskan atau apa yang diwariskan beliau benar-benar bisa kita jalanin, bisa kita harmonisasi, dan pada akhirnya sebetulnya siapapun dia, manusia punya harapan yang sama yaitu menjaga perdamaian,” pungkasnya.