Atap SDN Kalibaru 6 Ambruk, Pradi : Berharap Tidak Terulang Lagi
Siaran Pers
Humas dan Protokol Setda Kota Depok
Jum’at, 26 Februari 2016
Atap bangunan SDN Kalibaru 6 ambruk, sekitar pukul 07.00 WIB, Jum’at (26/2/2016). Sebanyak 4 ruangan yang ambruk, yakni tiga ruang kelas dan satu ruang guru. Kepala Sekolah SDN Kalibaru 6, Ratna Iswari mengatakan, lima siswa dan satu orang guru menjadi korban ambruknya atap bangunan sekolah. Kelima siswa yang menjadi korban yaitu Siti Nur Azizah (8 tahun), Suryatul Aini (7 tahun), Fadli (8 tahun), Audya Kamila (7 tahun) dan Muhammad Fardan (7 tahun). 
Masing-masing siswa yang menjadi korban duduk dibangku kelas 2 dan 1 rata-rata mengalami luka ringan dibagian kepala dan satu orang siswa giginya copot. Sementara guru yang turut menjadi korban yakni Suryati mengalami luka ringan dibagian lengan. “Ada empat anak yang luka ringan dan sudah dibawa ke DKT (Dinas Kesehatan Tentara) Kostrad Cilodong dan saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing. Satu orang siswa dibawa langsung oleh orang tuanya ke RS. Sementara guru yang menjadi korban masih mengalami shock,” ujar Ratna. 
Kepsek SDN Kalibaru 6 menceritakan saat kejadian hujan masih berlangsung. Dirinya menduga intensitas hujan yang cukup tinggi dan lebat yang menyebabkan ambruknya atap bangunan sekolah. Langkah selanjutnya, pihak sekolah akan meliburkan siswanya sampai esok hari (sabtu), untuk kemudian akan kembali belajar Senin mendatang. “Insya Allah semua siswa sebanyak 12 Rombel (Rombongan Belajar) dari Kelas 1-6 A dan B, sebanyak 353 orang siswa akan kami ungsikan ke SMPN 6 dan proses belajar kembali normal,” jelas Ratna.
Senada dengan Kepsek SDN Kalibaru 6, Kapolsek Sukmajaya, Ajun Komisaris Supriyadi juga menceritakan kronologis kejadian detik-detik ambruknya atap bangunan sekolah. “Beberapa anak yang sedang berada di dalam ruangan berserta gurunya, secara tiba-tiba atap daripada gedung roboh. Ibu guru sempat berteriak kepada muridnya untuk berlindung dibawah meja. Tetapi karena kejadiannya begitu cepat, akhirnya ada lima anak yang mengalami luka. Empat anak mengalami luka dibagian kepala dan satu anak mengalami luka pada gigi, giginya copot satu. Sementara satu guru mengalami luka dibagian lengan,” terang Kapolsek Sukmajaya. Dirinya menjelaskan tidak ada luka parah, hanya luka dijahit dibagian kepala karena rata-rata kejatuhan material yang ambruk.
Kapolsek juga mengatakan pihak kepolisisan akan melakukan suatu upaya pemanggilan, pemeriksaan dan lain sebagainya, kaitan dengan keberadaan daripada gedung sekolah, melihat kontruksi daripada atap yang ambruk merupakan baja ringan namun tidak cukup kuat untuk menerima beban. “Kita akan lakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut,” ujar Ajun Komisaris Supriyadi. Nantinya berbagai pihak akan dipanggil satu persatu mulai dari kontraktor, kepala sekolah dan lainnya. “Tiap perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan, kan pasti ada kaitannya dengan hukum. Ya, nanti kita akan lihat perkembangannya seperti apa,” tegas Kapolsek.Saat ini lokasi sekolah sudah dipasang police line.
Sementara itu, Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna, ditemui usai meninjau atap bangunan yang roboh, berharap kejadian yang sama tidak terulang lagi. “Ini saya melihat sebuah tragedi, apakah ini memang faktor alam atau memang ini kelalaian, ini sedang kami investigasi bersama-sama dengan teman-teman kepolisian. Saya berharap hal seperti ini tidak terulang lagi. Karna ini menyangkut kenyamanan anak-anak kita di dalam belajar,” harap Pradi.
Dirinya beranggapan bahwa gedung tersebut masih tergolong baru, karena renovasi terakhir tahun 2010. “Nah makanya nanti kita kan melihat, ini kelebihan beban karena gentengnya tebal ataukah memang karena hal lain. Tapi yang pasti kedepannya tidak boleh terjadi lagi. Dan saya segera investigasi ke sekolah-sekolah lain,” ujar Wakil Walikota yang baru dilantik 17 Februari lalu. Selanjutnya kerusakan pada atap bangunan SDN Kalibaru 6 akan segera diperbaiki.
“Kita disini ada unit reaksi cepat. Jadi hal seperti ini tidak menunggu-nunggu waktu yang akhirnya mengganggu proses belajar pada anak-anak. Kita ingin segera carikan solusinya,” tutur Pradi. (mira)
