Siaran Pers
Humas dan Protokol Setda Kota Depok
Selasa, 15 Juli 2014

Public Awareness yang berlangsung di halaman Balaikota Depok mengusung tema “Mari Kita Produksi dan Mengkonsumsi Pangan Asal Hewan Yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)”. Public Awareness ini merupakan kegiatan dari Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan RRI dan TVRI, dimana Road Show ini disiarkan secara langsung melalui RRI Pro 3 secara nasional, TVRI local (off Air) dan TVRI Nasional (off Air). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Road Show di 10 kabupaten/kota, salah satunya di Depok. Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah; meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan asal hewan yang ASUH, dan mengajak para pelaku usaha pangan asal hewan agar berperan aktif dalam menyediakan pangan yang ASUH .
Selain dialog tatap muka antara para narasumber dengan audience, juga dilakukan pula dialog interaktif yang disiarkan langsung secara nasional di RRI saluran Pro-3 FM, dan Pro-1 FM, dan siaran tunda di TVRI. Narasumber yang hadir Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il, Direktur Kesmavet dan Pascapanen, drh. Akhmad Junaidi, dan Akademisi dari FKH IPB. Mereka mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi produk hewan yang ASUH, produk hewan yang dipotong di RPH dijamin ASUH karena setiap hewan yang dipotong di RPH melalui pemeriksaan Ante Mortem dan Post Mortem. Tak hanya itu, disana juga ada bazaar produk pangan asal hewan (daging ayam, olahan ayam seperti nugget, baso, dan telur).
Dalam kesempatan itu, Walikota Depok mengatakan bahwa tim Pemkot Depok melauli Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan & Perikanan, dan Dinas Perdagangan secara terpadu dan rutin telah berkeliling pasar (ada 7 pasar tradisional) yang menjual produk-produk hewan. “Warga Depok lebih baik ke pasar tradisonal. Disana lebih terjamin karena daging yang disediakan super segar sebab daging-daging tersebut baru beberapa jam dipotong. Kami secara periodik melakukan proses pembinaan dan inspeksi kepada para penyembelih dan penjual uanggas agar daging yang dikonsumsi warga selalu ASUH” ujar Nur Mahmudi.
Selama kami melakukan pengawasan, kami belum menemukan daging oplosan dan pedagang yang sengaja menipu konsumennya dengan menjual daging oplosan atau daging celeng. Memang, dibeberapa pasar ada yang menjual B2, tetapi itu memang dikios khusus. Semoga tidak ada pedagang nakal yang mencampur-campur daging tersebut. “Sebagai konsumen, kita harus turut menjadi konsumen yang cerdas, waspada, dan jaga diri kita agar tidak terkecoh dengan pedagang nakal” pesan Pemimpin kota Belimbing seraya menambahkan, pemerintah mempunyai kewajiban untuk membina pedagang yang nakal. (olas)