Siaran Pers

Protokol dan Dokumentasi Setda Kota Depok

Rabu, 8 Februari 2017

Smart Healty City atau Kota Cerdas dan Sehat merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kota Depok yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021. Smart Healty City juga merupakan salah satu bentuk dukungan Pemerintah Kota Depok pada pemerintah pusat yang telah menargetkan Universal Health Coverage (UHC).

Program ini disusun untuk mendukung system kesehatan yang lebih cepat, efisien, di Kota Depok, baik yang bersifat promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif. “Benar kita akan membangun RSUD di wilayah timur, tapi itu juga bukan bearti kita menyediakan fasilitas untuk  persiapan orang-orang  sakit, tapi kita lebih mengedepankan Smart Healthy City, PHBS-nya, bagaimana kita bisa mengantisipasi penyakit dari makanan-makanan yang dikonsumsi. Pengkonsumsi atau pengguna isapan rokok juga banyak di Kota Depok, maka dari itu kita ingin imbangi dengan pola makan sehat, antara lain dengan tanaman Alfafa ini yang akan kita budidayakan, kita coba kembangkan,” jelas Walikota Depok, Mohammad Idris usai menanam bibit tanaman Alfafa, di Arboretum UPTD Rumah Pemotongan Hewan, Tapos, Rabu (08/02/2017). Tanaman ini ditaman dalam polybag yang memungkinkan untuk ditanam di pemukiman atau perumahan-perumahan/RKPL yang juga sudah dikampanyekan sejak tiga tahun yang lalu.

Walikota mengatakan, Alfafa merupakan salah satu tanaman obat yang khasiatnya antara lain untuk menangani penyakit jantung. “Selama ini kasus-kasus kesehatan seperti meninggal mendadak cukup banyak di Kota Depok. Maka dari sisi kota sehat atau Smart Healthy City, kita ingin tindakan-tindakan  antisipatif, preventif terhadap kesehatan warga dan masyarakat Depok diantaranya dengan pola makan sehat,” ujarnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Depok ini juga mengatakan, selain dengan mengkonsumsi tanaman Alfafa, tindakan preventif juga dengan konsumsi beras hitam. “Harus kita dorong petani-petani beras, kita fasilitasi dengan memberikan bibit beras hitam dan juga beberapa prasarana yang bisa digunakan agar mereka bisa panen secara efektf sesuai dengan apa yang mereka tanam. Dari sisi harga, sisi ekonomis ini juga membantu kesejahteraan petani. Dimana beras hitam perkilo seharga dua puluh lima ribu rupiah. Manfaat atau lelebihan dari beras hitam ialah  karbohidratnya lebih rendah atau indeks glikemiknya lebih rendah dibanding beras merah atau beras putih, artinya dari keseimbangan metabolisme kita, pencernaannya juga lebih aman,” jelas Idris. Adapun pemasaran beras hitam ini diantaranya melalui Pasar Tani yang digelar secara rutin tiga kali dalam setahun yang diselenggarakan di Balaikota Depok. “Kita himbau pada seluruh ASN membeli, ini sekaligus untuk gerakan beli dan bela Depok, dengan membeli dan menggunakan produk Depok. Selain itu pemasaran Beras Hitam juga lewat rumah, petani yang sudah punya jaringan,” kata Walikota.

Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Holtikultura, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Depok, Ibu Hermin mengatakan bahwa penanaman bibit tanaman Alfafa pada hari ini dimaksudkan untuk uji coba sebelum dilakukan sosialisasi kepada masyarakat. “Hari ini maksudnya kita ingin uji coba dulu sebelum kita sosialisasi dengan yang lain. Kita ingin tau tumbuhnya seperti apa, umurnya berapa tahun, ketinggiannya berapa, penennya kapan. Kalau kita tidak mencoba, kita tidak akan tahu,” jelasnya. Dirinya menambahkan, bahwa saat ini baru ada 500 gram bibit tanaman Alfafa. Namun dari 500 gram itu dapat menghasilkan ribuan tanaman Alfafa. “Bibitnya baru ada 500 gram, itu bisa ditanam dibeberapa polybag, bisa mencapai ribuan, kan yang ditanam per-polybag hanya 3-5 biji, bijinya kan kecil-kecil,” terangnya. (mira)

 

 

 

 

 

Leave a comment